Sepertinya waktu dan kesempatan telah tiba bagi kita untuk berjumpa kali ini. Pembaca yang tertarik dengan pola pikir manusia, selamat datang, dan salam jumpa pada pembahasan kami mengenai pikiran dan polanya. Tidak sedikit dari kita yang merasa bahwa usia yang kita miliki saat ini adalah indikator dari dewasanya pikiran.
Adapun berfikir secara efektif yang berpendapat bahwa pengalaman hidup telah membuat kedewasaan menjadi sempurna dalam hidupnya. hal semacam ini tidak sepenuhnya salah, tapi tidak pula benar seutuhnya. Karena dengan memiliki pengalaman hidup, persoalan demi persoalan telah kita lalui dan selesaikan dengan cara motivasi yang terunik pilihan kita.
Baca juga: Seasoning Civil War, Russia Rejects Sanctions For Myanmar's Junta
Namun telisik sebenarnya keunikan dari tiap pilihan kita. Namun sebenarnya keunikan dari tiap pilihan cara penyelesaian masalah yang menjadi topik indikator dari sebuah kedewasaan (dewasa) sesungguhnya.
Terminologi usia dan pengabaian menentukan kedewasaan seseorang menjadi pudar saat berhadapan dengan satu hal. Prihal tersebut adalah kebijakan. Kebijakan yang bersanding dengan kebijakan hakiki adalah kondisi dimana logika menguasai dan damai menyelimuti pikiran seseorang.
Dalam kondisi inilah kedewasaan yang mendekati sempurna bisa kita rasakan dan temui. Poin menemukan kedamaian identik dengan urusan religi. Tapi sesungguhnnya, tanpa harus mengungkit latar belakang agama, hal ini tetap akan kita peroleh. Dengan menjadi manusia yang terbuka, langkah pertama dari kedamaian akan di mulai.
Baca juga: The Kipahare Association Protects the Cultural and Historical Heritage of Sukabumi
Kebanyakan dari orang-orang di sekitar kita, tidak mau membiarkan pikirannya terbuka sepenuhnya karena hal trauma. Entah dari pengalam hidup, atau dari cerita orang lain yang di dengarnya. Seorang manusia bisa membuat kesewasaannya menjadi kerdil seperti bonsai. Kami rasa, Anda baru saja menemui atau paling tidak, bermasalah dengan individu semacam ini.